Berinvestasi di pasar kripto sangat berbeda dari aset apa pun yang pernah ada di dunia keuangan tradisional. Sobat cuan berpotensi untuk mendapatkan keuntungan ataupun kerugian besar ketika membeli aset cryptocurrency. Oleh sebab itu, Investor perlu mengetahui permainan psychology dari crypto market untuk menghadapi kondisi market yang sedang tidak menentu. Jadi, apa yang mendorong pengambilan keputusan di dunia ini? Mengapa investor panik dan menjual saat harga turun tetapi justru membeli secara masif saat harga melonjak? Dan bagaimana psikologi manusia menghadapi ketidakpastian aset berbasis blockchain? Artikel ini menggali lebih dalam pola emosional dan kognitif yang mendefinisikan investasi kripto, menyoroti bagaimana psikologi sering kali lebih berpengaruh dibanding logika dalam upaya mencari keuntungan finansial.
Pasar tradisional memiliki aturan, jam perdagangan, dan siklus yang dapat diprediksi. Namun, pasar kripto? Ini berjalan 24/7, dapat diakses secara global, dan didorong oleh campuran harapan, ketakutan, komunitas, dan hype. Beberapa investor yang tidak mengikuti perkembangan crypto ataupun berinvestasi di aset yang tidak jelas utilitynya dapat mengalami kerugian besar karena mengejar keuntungan cepat atau bereaksi secara emosional terhadap penurunan harga.
Tidak seperti bursa saham tradisional yang memiliki jam buka dan tutup, pasar kripto tidak pernah tidur. Pasar ini terus beroperasi sepanjang waktu, bereaksi terhadap berita global, cuitan dari tokoh berpengaruh, atau perubahan regulasi mendadak. Hal ini menciptakan perasaan urgensi bagi investor—seakan-akan mereka bisa kehilangan peluang emas jika tidak terus memeriksa portofolio mereka.
Ambil contoh kejatuhan Bitcoin yang terkenal pada tahun 2021. Kejadian itu terjadi pada hari Sabtu—saat pasar tradisional tutup, tetapi dunia kripto tetap aktif. Investor panik, menjual aset mereka dalam jumlah besar, dan seluruh pasar anjlok hanya dalam hitungan jam. Lingkungan yang "selalu aktif" ini dapat dengan cepat mengubah investor paling rasional menjadi seseorang yang terpaku pada layar ponsel.
Volatilitas kripto adalah daya tarik terbesarnya sekaligus fitur paling menakutkan. Aset tradisional mungkin hanya bergerak beberapa persen dalam seminggu. Dalam kripto, sebuah koin bisa berlipat ganda atau kehilangan setengah nilainya dalam semalam.
Volatilitas ini memicu berbagai reaksi emosional:
- Euforia saat pasar bullish: Ketika Bitcoin mencapai rekor tertinggi, investor merasa tak terkalahkan.
- Panik saat pasar anjlok: Penurunan mendadak menciptakan ketakutan dan ketidakpastian, yang sering kali berujung pada aksi jual panik.
Dalam ilmu ekonomi perilaku, fenomena ini dikenal sebagai loss aversion—kecenderungan untuk lebih takut kehilangan daripada menghargai keuntungan. Ini adalah kekuatan besar dalam pasar kripto, diperparah oleh kecepatan perubahan harga yang terjadi.
Dua kekuatan psikologis utama yang mendominasi pasar kripto adalah FOMO (Fear of Missing Out) dan FUD (Fear, Uncertainty, and Doubt).
- FOMO: Bayangkan Anda menggulir media sosial dan melihat semua orang merayakan keuntungan dari koin yang tidak Anda beli. Rasa takut ketinggalan momen emas ini mendorong pembelian impulsif, sering kali di puncak harga pasar. Platform seperti Twitter, Reddit, dan Telegram memperkuat emosi ini. Satu cuitan dari tokoh berpengaruh bisa menyebabkan harga koin melonjak atau anjlok dalam hitungan menit.
- FUD: Sebaliknya, berita buruk seperti tindakan peretasan bursa dapat menyebar dengan cepat dan memicu aksi jual massal akibat kepanikan. Hal ini tergambar saat terjadi peretasan di Bitget yang dilakukan oleh Lazarus Group.
Investor kripto sering mengelilingi diri mereka dengan komunitas yang sama—baik di forum, grup Telegram, atau mengikuti influencer yang memperkuat keyakinan mereka. Hal ini menciptakan bias konfirmasi, di mana investor hanya mencari informasi yang mendukung pandangan mereka dan mengabaikan pendapat yang bertentangan.
Sebagai contoh, jika seseorang yakin bahwa Bitcoin akan mencapai $1 juta, mereka hanya akan mengonsumsi konten yang mendukung prediksi ini dan mengabaikan analisis yang lebih berhati-hati.
Prinsip inti blockchain adalah desentralisasi. Tidak ada bank, tidak ada perantara—hanya transaksi peer-to-peer yang divalidasi oleh jaringan komputer. Tetapi kebebasan ini membawa tanggung jawab besar. Kehilangan private key dompet Anda berarti kehilangan dana selamanya. Tidak ada layanan pelanggan yang bisa dihubungi untuk bantuan.
Situasi ini menciptakan dua tipe investor:
- Investor yang hati-hati, yang melindungi asetnya dengan cadangan berlapis.
- Investor nekat, yang terburu-buru membeli koin baru tanpa penelitian mendalam.
Blockchain menawarkan anonimitas, tetapi ini bisa menjadi pedang bermata dua. Investor sering kali bertanya-tanya apakah sebuah proyek itu sah atau hanya skema penipuan. Banyak proyek yang tiba-tiba menghilang dengan dana jutaan dolar dari investor—fenomena yang dikenal sebagai rug pull terlalu sering terjadi.
Kepercayaan menjadi elemen kunci dalam investasi berbasis blockchain. Jika sebuah proyek tidak transparan atau tim pengembangnya menggunakan nama samaran, investor cenderung ragu dan berhati-hati.
Dalam keuangan tradisional, market maker memastikan likuiditas dengan selalu siap membeli atau menjual aset pada harga yang dikutip di pasar. Dalam kripto, peran mereka sama pentingnya. Market maker menyediakan likuiditas, mengurangi slippage (perubahan harga yang tidak menguntungkan saat eksekusi perdagangan), dan menciptakan pengalaman trading yang lebih stabil.
Tanpa market maker, perdagangan kripto bisa terasa seperti berjalan di kota mati—pembeli dan penjual akan kesulitan menemukan satu sama lain, dan harga bisa berfluktuasi secara tidak terduga.
Ketika likuiditas tinggi, investor merasa percaya diri karena mereka tahu bisa membeli atau menjual aset tanpa memengaruhi harga secara drastis. Tetapi ketika likuiditas mengering, emosi mulai mengambil alih. Investor bisa panik, takut terjebak dalam aset yang nilainya turun drastis.
Layanan market making dalam kripto menjembatani kesenjangan ini, memberikan stabilitas yang dibutuhkan baik oleh investor ritel maupun institusional.
Bayangkan Anda ingin membeli Bitcoin seharga $30.000, tetapi saat pesanan Anda dieksekusi, Anda malah membayar $31.000. Itulah yang disebut slippage—perbedaan antara harga yang diharapkan dan harga saat transaksi benar-benar terjadi.
Dalam pasar yang sangat volatil, slippage bisa menjadi masalah besar. Pesanan beli atau jual dalam jumlah besar dapat menyebabkan pergerakan harga yang tajam, terutama jika likuiditas rendah.
Market maker berperan dalam memastikan likuiditas yang cukup untuk transaksi yang lebih lancar. Mereka menjaga keseimbangan antara pesanan beli dan jual, sehingga mencegah lonjakan harga yang drastis selama aktivitas perdagangan tinggi. Bagi investor, ini berarti lebih sedikit kejutan dan stres emosional saat melakukan trading.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja! Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Marcella Kusuma
Marcella Kusuma
Bagikan artikel ini
Apakah artikel ini berguna untukmu?