Pekan lalu, harga emas seolah-olah berada dalam kondisi yang bimbang. Sayangnya, kebimbangan tersebut malah bikin harga logam mulia terjungkal. Selama sepekan lalu, harga emas melorot 0,52%, berkebalikan dengan analisis sebelumnya yang meramal bahwa harga emas pekan lalu bisa kembali bersinar.
Lantas, mengapa harga emas bisa disebut bimbang pada pekan lalu? Sebab, pergerakannya sedang tidak jelas, apakah mau naik atau turun.
Di satu sisi, harga emas mengalami dorongan kuat setelah imbal hasil obligasi pemerintah AS mulai melandai. Pada Kamis (25/3), imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun sudah menyentuh 1,62%, atau perlahan surut dari puncak tertingginya 1,7% pada pekan sebelumnya.
Selama sebulan terakhir, kenaikan tingkat imbal hasil obligasi selalu menahan laju harga emas. Sebab, investor tentu akan lebih tertarik berinvestasi di aset yang tengah menghasilkan imbal hasil yang sedang naik daun ketimbang menggenggam emas, sebuah aset yang memang tidak menghasilkan imbal hasil secara periodik.
Sehingga, yield obligasi pemerintah AS menurun harusnya menjadi sentimen positif bagi harga emas. Sebab, hal itu berarti obligasi sedang tidak menarik bagi investor, sehingga, mereka akan kembali mengalihkan perhatiannya ke emas. Permintaan emas kemudian akan terkerek dan kemudian akan mendorong harganya.
Salah satu penyebab menurunnya imbal hasil obligasi AS adalah kemungkinan bahwa inflasi di AS tidak akan sekencang yang dibayangkan. Pada pekan lalu, Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa tingkat belanja konsumen meredup 1% pada Februari, atau melemah dibanding Januari yang mencatat pertumbuhan 3,4%.
Ketika inflasi meningkat, maka bank sentral kemungkinan akan menindaklanjutinya dengan mengerek suku bunga acuan. Nah, ketika bunga naik, maka imbal hasil obligasi diperkirakan juga akan naik. Sebaliknya, jika suku bunga acuan rendah, maka imbal hasil obligasi pun tak setinggi yang diharapkan.
Namun, momentum apik harga emas harus dirusuhi oleh kenaikan nilai dolar AS.
Sejak pertengahan pekan lalu, nilai dolar AS terbilang sangar dipicu oleh optimisme pertumbuhan ekonomi AS. Keyakinan ini muncul setelah program vaksinasi massal di Amerika Serikat terbilang berjalan dengan baik.
Selain itu, investor memang tengah fokus memutarkan dana di pasar ekuitas AS lantaran ada kekhawatiran ihwal gelombang ketiga COVID-19 di beberapa negara Eropa. Alhasil, permintaan dolar AS pun meningkat.
Sekadar informasi, kenaikan indeks dolar AS akan membuat harga emas lebih mahal bagi investor yang tidak terbiasa menggunakan denominasi dolar AS untuk transaksi sehari-hari. Akibatnya, permintaan emas menurun, yang kemudian ikut melunturkan kilau harganya.
Baca juga: Harga Emas Pekan Ini Dibayangi Harap-Harap Cemas Stimulus Fiskal AS
Lantas, bagaimana dengan harga emas di pekan ini? Apakah masih diselimuti kebimbangan?
Sepertinya, dolar AS masih menunjukkan keperkasaannya pada pekan ini sebagai dampak dari data konsumsi masyarakat AS yang dirilis pada pekan lalu. Selain itu, pelaku pasar juga akan fokus dalam menanti data indeks harga rumah AS pada Selasa untuk menerka arah penguatan ekonomi dan inflasi AS.
Selain itu, pelaku pasar juga diimbau untuk menanti pengumuman terbaru Gedung Putih terkait stimulus COVID-19. Pada Rabu nanti, rencananya Presiden AS Joe Biden akan mengumumkan paket bantuan infrastruktur, yang diestimasi sebesar US$3 triliun hingga US$4 triliun.
Meski demikian, jika memang harga emas kembali melandai, investor disarankan untuk tetap membeli emas sebagai aset lindung nilai pilihan kalau memang nantinya ekspektasi inflasi kembali meningkat.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Adi Putro
Adi Putro
Bagikan artikel ini