Harga emas di pasar spot pada hari ini, Rabu (24/3) pukul 09.00 WIB, menguat 0,24% ke US$1.731.25 per ons. Harga emas di pasar berjangka komoditas COMEX juga menguat 0,24% ke US$1.731 per ons.
Secara fundamental, penguatan harga emas hari ini disebabkan oleh beberapa sentimen. Pertama, adalah anjoknya tingkat imbal hasil obligasi Amerika Serikat, yang sebulan belakangan menjadi momok utama pergerakan harga logam mulia.
Hari ini, imbal hasil obligasi AS acuan bertenor 10 tahun melemah dari 1,7% di akhir pekan lalu menjadi 1,6% di pertengahan minggu ini setelah Ketua The Fed Jerome Powell memberikan pernyataan di hadapan Kongres AS bahwa pemulihan ekonomi masih “jauh dari sempurna”.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa inflasi akan terus merangkak naik meski tingkatnya tidak akan melonjak maupun kokoh dalam jangka waktu lama. Akibatnya, investor mulai berekspektasi bahwa kenaikan suku bunga acuan tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Sehingga, imbal hasil obligasi pun diperkirakan juga tidak akan terkerek naik.
Sejak pertengahan Februari, kenaikan tingkat imbal hasil obligasi selalu membayangi penguatan harga emas. Sebab, investor tentu akan lebih tertarik berinvestasi di aset yang tengah menghasilkan imbal hasil tinggi ketimbang menggenggam emas, sebuah aset yang memang tidak menghasilkan imbal hasil secara periodik.
Di samping penurunan tingkat hasil obligasi, penguatan harga emas juga ditopang oleh selera risiko investor AS. Saat ini, mereka tampaknya agak ragu-ragu untuk berinvestasi di aset berisiko, seperti pasar saham, setelah sempat optimistis kemarin. Kondisi tersebut bikin mereka kembali mengalihkan perhatiannya ke emas.
Keraguan investor itu terjadi setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyampaikan pidatonya pada Selasa (23/3) waktu setempat. Dalam pidato tersebut, Yellen mengatakan bahwa pemerintah AS akan menambah belanja infrastruktur. Untuk membiayainya, maka pemerintah AS membutuhkan penerimaan pajak lebih tinggi lagi.
Nah, kenaikan tingkat pajak ini yang bikin investor khawatir akan mengganggu kinerja perusahaan-perusahaan dan menyebabkan kegaduhan di pasar modal. Tak heran, setelah Yellen bersuara, nilai indeks Dow Jones ditutup melemah 0,94% pada Selasa (23/3). Sementara itu, indeks S&P 500 juga ditutup melemah 0,76%.
Baca juga: Jualan Drone, Frank Wang Berhasil Raup Keuntungan Hingga Rp 27 Triliun
Meski diterpa sentimen positif, harga emas masih harus mendapat ancaman dari kenaikan indeks dolar AS. Nilai aset greenback ini berkibar setelah Powell mengatakan bahwa inflasi akan naik meski angkanya tak akan meledak.
Pada Rabu, nilai indeks dolar AS sudah berada di angka 92,38, atau naik dari posisi awal pekan yakni di kisaran 91.
Kenaikan indeks dolar AS akan membuat harga emas lebih mahal bagi investor yang tidak terbiasa menggunakan denominasi dolar AS untuk transaksi sehari-hari. Akibatnya, permintaan emas menurun, yang kemudian ikut melorotkan harganya.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Tersungkur Setelah Obligasi AS Rekor dalam Setahun
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Adi Putro
Adi Putro
Bagikan artikel ini